Memberi Kesempatan, Jejaring Tak Beralas
Skholatanpabatas
di awal berdirinya pada tahun 2007 dengan nama Sekolah Tanpa Batas yang di
singkat STB. Sekolah Tanpa Batas menjadi representative dari kemauan untuk
berbagi dengan mengunjungi langsung ke tempat kegiatan. lokasi pertama
berkegiatan di kecamatan Lapri kabupaten Bone dengan membuat English Study
Club yang melibatkan anak usia sekolah SMP/SMA dan pemuda yang ada di
wilayah tersebut. Study Club ini dinamai dengan EMBARGO PIONER. Bahasa Inggris
dijadikan sebagai bahasa pengantar dalam kegiatan pertemuan setiap sekali
sepekannya. Pada perkembangannya, masyarakat memberi aspirasi dengan keberadaan
komunitas ini karena telah membantu anak-anak dalam mengembangkan potensi
mereka. Demikian pula dengan siswa yang semakin tertarik untuk berkegiatan.
Melihat realitas ini, STB berinisiatif untuk membuat English Camp di
beberapa sekolah di kecamata Lapri, diantaranya adalah SMA Neg 1 Lapri, SMP Neg
1 Lapri, SMP Neg 3 Lapri dan MAN Lapri. Kegiatan-kegiatan ini melibatkan
faslitator dari kota Makassar yang dibantu oleh peserta English Study Club
Embargo yang dijadikan sebagai asisten fasilitator.
Kemauan
akan berbagi terus dikembangkan dengan membangun komunikasi dengan sekolah lain
dan komunitas belajar (inisiatif perseorangan) di beberapa kabupaten di
Sulawesi Selatan. Pada tahun 2009, Sekolah Tanpa Batas diberi kesempatan
berbagi dalam kegiatan English Camp di kabupaten Pinrang. Inisiatif
seorang warga yang mempercayakan Sekolah Tanpa Batas untuk memulai membangun komunitas
di daerahnya. Peserta English Camp yang merasa mengambil manfaat
berkegiatan selama 3 hari kemudian berinisiatif untuk membuat komunitas agar
komunikasi tetap selalu terjaga. Sonic ( ) akhirnya didirikan sebagai wadah
untuk belajar bersama.
Pada
tahun yang sama, di tahun 2009, Sekolah Tanpa Batas merasa bangga dipercayakan
untuk melakukan kegiatan yang sama (English Camp) di Kota Makassar dan
Malakaji, Kabupaten Gowa. SMP Neg. 23 Makassar berkegiatan dengan lokasi di
Barombong. Peserta merasa tidak hanya belajar bahasa Inggris pada kegiatan
tersebut, sehingga dengan inisiatif peserta sendiri, mereka membuat study
club di sekolah sebagai penyambung komunikasi dengan tetap di damping oleh
Sekolah Tanpa Batas. Di malakaji, berkat inisiatif perseorang, seorang pemuda
yang berasal dari lokasi kegiatan, memberi kesempatan pada Sekolah Tanpa Batas
untuk berbagi di MAN Malakaji. Keterbatasan fasilitas sekolah tidak mengurangi
semangat peserta untuk belajar.
Di
tahun 2010, Sekolah Tanpa Batas kembali diberi kepercayaan untuk berbagi
pengalaman di SMP Barombong, Makassar. Kegiatan ini merupakan inisiatif dari anak-anak
dampingan STB yang dekat dari sekolah tersebut.
Apa
itu English Camp menurut Skholatanpabatas?
Bagi
kami, bahasa Inggris hanya dijadikan alat untuk masuk dalam kerja sama dengan
sekolah dan membangun ketertarikan awal pada siswa. Hal ini sangat memungkinkan
karena bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional yang diasumsikan hampir
semua siswa tertarik untuk menguasainya. Namun demikian, materi dalam program
kami tidak hanya untuk penguasaan bahasa Inggris semata. Hampir bisa dipastikan
bahwa kegiatan yang berlangsung selama 3 hari 2 malam tidak cukup untuk hal
tersebut. Kegiatan ini lebih menekankan pada bagaimana memotivasi siswa untuk
terus belajar dengan tidak mengenal waktu dan tempat. Pendekatan Psikologis
pada peserta menjadi hal penting dalam proses belajar. Lokasi belajar tidak
hanya di kelas melainkan di sekitar sekolah baik di bawah pohon, lapangan,
belakang kelas maupun rumah warga sekitar yang memungkinkan materi bisa
ditangkap dengan mudah. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar peserta lebih
terbuka bahwa kita bisa belajar dimana pun dan pada siapa pun. Lingkungan hidup
merupakan tema mendasar yang dimasukkan dalam materi belajar. Skholatanpabatas
berasumsi bahwa kecerdasan diri sendiri merupakan modal dalam cinta pada
lingkungan. Selain itu, penguatan akan nilai agama juga menjadi penting dengan
tidak berkegiatan pada waktu solat. Begitu pun dengan kegiatan yang mengharuskan
memisahkan perempuan dan laki-laki. Kegiatan yang selama ini Skholatanpabatas
lakukan dengan tanpa DI PUNGUT BIAYA.
Prinsip
Skholatanpabatas?
Kami
datang tidak untuk mengajar, melainkan untuk belajar bersama. Di sini kami
bukan tentor, pemateri, atau guru, melainkan fasilitator yang siap membantu
potensi peserta.
Siapa
fasilitator Skholatanpabatas?
Kami
memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman hidup yang berbeda-beda.
Beberapa diantaranya telah merasakan kenyamanan bersama orang tua dan kecukupan
materi. Namun, ada pula di antara kami yang tidak sempat merasakan jalan yang
hidup sejalan dengan masa kanak-kana k yang seharusnya.Inilah yang menguatkan
program kami.
Selain
kegiatan English Camp, kegiatan berbagi lainnya adalah dengan melakukan pendampingan
pada lokasi yang dianggap kurang mendapatkan akses yang cukup. pada tahun 2008,
Sekolah Tanpa Batas berinisiatif mendampingi anak-anak yang berada di Pampang V
Kota Makassar. Anak-anak yang mestinya berada di sekolah pada saat pagi/siang
hari harus membantu orang tua mereka bekerja. Anak-anak yang seharusnya
berseragam sekolah, harus mengaku kalah dengan kondisi ekonomi. Mereka yang
berusia sekolah harusnya telah mencumbu mainan dan ketawa riang bersama teman
sekelasnya harus ikhlas melupakan moment-moment seram putih merahnya. Padahal
mereka hidup di tengah Kota Metropolitan ini, diantara dua kampus swasta
terkemuka di kota ini, diantara mahasiswa yang tinggal menghuni kost/kontrakan,
dan yang kurang 100 cm jaraknya dari Gubernur “bos” provinsi ini. Sejak tahun
2008 hingga sekarang pendampingan di lokasi ini masih berlanjut. Pampang yang
identik dengan Texas nya Makassar di asosiasikan sebagai lokasi keras yang
sering tawuran dengan kampung sebelahnya. Dengan kondisi seperti ini, anak-anak
dampingan membuat komunitas mereka dengan nama Pampang Bersatu (Pambers). Lokasi
dampingan belajar dilakukan di rumah warga. Ada 4 rumah warga yang sering
ditempati. Hal ini tentu menjadi bukti bahwa warga sekitar telah menerima
dengan baik Skholatanpabatas.
Di
tempat lain yang masih di Kota Makassar, persisnya di Barombong, pinggir pantai
barat kota Daeng. Dengan hampir penghasilan ekonomi orang tua dari lautan
membuat anak-anak menjadi akrab dengan pantai. Lokasi yang berbatasan dengan dua
kabupaten lainnya yaitu kabupaten Gowa dan Takalar. Lokasi dampingan sebagai
tempat belajar berpusat di Masjid sehingga anak-anak juga selalu diarahkan
solat di masjid. Karena lokasi dampingan ini berdekatan dengan pantai dan
sering diarahkan belajar di pinggir pantai maka anak-anak di sini menamai
komunitas mereka dengan STS (Study Till Sunset)
Di
tahun 2011, Sekolah Tanpa Batas berganti nama menjadi Skholatanpabatas. Perubahan
nama ini tidak membuat perubahan pada makna dan arah kegiatan lembaga. Skhola
yang dikenal dalam bahasa Inggris School dan bahasa Indonesia Sekolah merupakan
bahasa latin berarti waktu luang, artinya bahwa saat waktu luang mestinya pun
dijadikan sebagai momen belajar. Selain itu, juga bisa berarti sebaga taman,
dimana taman sebagai representasi tempat yang menyenangkan. Oleh karenanya,
sekolah yang hadir pada hari ini di Indonesia harusnya menjadi tempat belajar
yang menyenangkan bagi siswa untuk belajar bukan menjadi tempat menyeramkan.
Skholatanpabatas
memandang bahwa kepada siapapun dan dimana pun kita bisa belajar.
Skholatanpabatas tidak pernah memandang teman-teman di lokasi dampingan sebagai
siswa yang kosong melainkan anak yang memiliki potensi. Peranan Skholatanbatas
adalah membantu mereka menemukan potensi yang ada pada mereka.
Hari
ini, komunitas ini berkomitmen untuk tetap berbagi dan belajar serta membangun
sinergitas dengan lembaga lain. Beberapa Non Government Organization (NGO) di
Sulawesi, Jawa, dan bali telah terjalin komunikasi dengan baik.
Skholatanpabatas bahkan menjadi salah satu pencetus Jaringan Pendamping Sekolah
(JPS). Jaringan dengan skala nasional ini mulai dikampanyekan tahun lalu di
Bali. Jaringan bersama dengan mengusung satu arah kegiatan yang sama yaitu
berkegiatan atau mendampingi sekolah.
Skholatanpabatas
terus berbenah untuk tetap menjadi ruang bagi pemuda yang terlibat dalam
kegiatan terus melihat realitas kehidupan dan memberi kesempatan pada teman-teman
dampingan untuk tetap belajar meskipun dengan keterbatasan serta tetap menjaga
semangat bagi mereka yang telah berkecukupan.
Apa
yang kami raih hari ini merupakan usaha ikhlas teman-teman fasilitator
(relawan) dalam berbagi meski tanpa bantuan dana atau bayaran. Pengembangan
Skill baik di Sulawesi, Jawa, dan Bali merupakan kemauan untuk belajar yang
telah berhasil mnggerakkan kami untuk terus melangkahkan kaki kami.
Skholatanpabatas bergerak tidak dapat menunggu bantuan untuk bergerak berbagi
karena bagi kami dengan niat, kemauan , dan kemampuan semuanya bisa menjadi
mungkin dengan pertolongan Allah swt.
NAMUN,
Skholatanpabatas memberi kesempatan buat saudara-saudara untuk menginvestasikan
sedekahnya melalui program-program kami. Hasil setiap kegiatan akan kami
laporkan dengan laporan pertanggung jawaban yang jelas.
Saat
ini program yang sementara dalam pendampingan dan perencanaan
Program
yang saudara bisa Donasi adalah:
MATA
TA’ (Makassar Tanpa Tawuran)
Realitas
kota Makassar sebagai kota yang keras tidak bisa dipungkiri. Makassar secara
nasional di asosiasikan sebagai kota dengan aksi kekerasan yang terus tejadi.
Apabila di Jakarta, tawuran biasanya dilakukan oleh pelajar SMA maka di Makassar
aksi itu lebih dikenal oleh mahasiswa. Mahasiswa sebagai intelek seharusnya
menjadi contoh dalam berprilaku bijak dalam menghadapi suatu kejadian. Aksi
kekerasan ini tentu membawa citra negative buat kota ini. Namun yang lebih
tidak membahagiakan dari aksi kekerasaan (demo anarkis dan tawuran) berdampak
pada segi ekonomi, sosial, dan lingkungan. Ketiga aspek ini tidak bisa
dipisahkan pada setiap aksi kekerasaan yang terjadi. Skholatanpabatas, melalui gerakan
MATA TA’ dengan menggunakan pendekatan pendidikan di design untuk merubah cara
pandang mahasiswa terhadap dampak aksi kekerasan tersebut pada segi ekonomi,
sosial, dan lingkungan.
Strategi
kegiatan
|
Jenis
Kegiatan
|
Waktu
Pelaksanaan
|
Keterangan
|
|
Loka
Latih ESD
|
April
|
Pengenalan
ESD, Pemetaan issu lokal Makassar (aksi kekerasan)
|
|
Pembentukan
Jejaring mahasiswa
|
April
|
·
Komunikasi
media sosial
·
Progress
rapport
|
|
Loka
Latih Per Kampus
|
Mei
- Juli
|
Penguatan
gerakan di kampus
|
|
Evaluasi
Kegiatan
|
Agustus
|
|
Program
Dampingan
·
Pampers (Pampang Bersatu)
·
Panti Asuhan
·
STS (Study Till Sunset)
0 komentar: