Pengukuhan Pengurus FKMB Yogyakarta 12 - 13
Ruang pertemuan Balaikota malam
itu tentu agak berbeda dari biasanya. Ada borasa, songko recca, sarung
sutera yang kesemuanya bernuansa Bugis khususnya Bone. Acara dimulai dari
master of Ceremony yang nampak anggun dengan baju khas Sulawesi Selatan yang
dikenakan. Baju bodo untuk perempuan dan jas hitam kombinasi sarung dan songko
recca oleh laki-laki telah sukses membuka acara dengan sapaan santun agamis dan
budaya. Sebelumnya ada acara pengkondisian oleh teman-teman sanggar seni We
Cudai yang menghibur tamu undangan dengan lagu-lagu hits nasional maupun lokal
Bugis. Sungguh malam paduan pembukaan yang elok.
Tarian bosara padduppa
telah menghipnotis tamu yang hadir. 3 ana dara bugis berlenggok dengan ramah
telah menyambut tamu undangan. Sapaan senyum tentu saja sumbringah dari tamu
yang ada dalam ruangan. Ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan yang juga
merupakan Dekan fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia tak tahan menepuk
tangan berkali-kali. Ada Bang Doddy, sang penasehat organisasi, yang juga
merupakan orang tua bagi teman-teman mahasiswa dari Bone khususnya, sekretaris
jenderal DPP Ikami Sul-sel yang juga telah bersengaja dari Jakarta menyempatkan
waktunya hadir, ketua kerukunan angin mammiri Sulawesi selatan, penasehat FKMBY
lainnya, merupakan tamu undangan yang pastinya telah merasa beruntung tidak
melewati acara ini.
Ketua KKSS yang berkesempatan
memberi sambutan merasa tertarik dengan tema yang pengurus angkat pada tahun
ini. Dua kata yang dianggap penting oleh masa depan bangsa ini adalah amanah
dan integritas. Keduanya merupakan pondasi utama oleh seorang
pemimpin yang juga merupakan cerminan kita manusia Bugis. Hidup rantau
seharusnya menjadikan kita tetap amanah akan kepercayaan dari orang tua yang
telah mengizinkan dan membiayai. Integritas akan tetap melihat fenomena daerah
dengan semangat dorongan pembangunan yang tak mungkin dielakkan lagi. Mahasiswa
haruslah menjadi bagian pendukung dari perkembangan tersebut. Dan, tak lupa
menitipkan motivasi akan keseimbangan antara kampus, orgnaisasi dan pribadi. Nilai
akademik kampus harus bagus, tetap aktif berorganisasi, tetap menjaga kehidupan
sehari-hari. Sukses akademik, sukses organisasi dengan pacaran sehat. Malam
yang berkah dengan wejangan sangan Doktor Hukum.
Bulan semakin menanjak, semangat
teman-teman tak berkurang. Penampilan tari songko’ recca oleh 3 penari yang
juga merupakan mahasiswa asal Bone telah menambah keriuhan malam itu. Tari yang
menggambarkan bagaimana orang Bone membuat Songko To Bone atau yang lebih
sering juga di sebut Songko Recca. Topi ini bukan hanya penghias melainkan juga
biasa menampakkan strata sosial dalam kehidupan Bugis. 3 teman yang menari
telah berhasil menggeserkan posisi duduk peserta semakin ke depan, begitu
bersemangat untuk melihatnya dengan seksama, mata yang seakan meminta untuk
tidak berkedip, getaran hape yang biasanya mendapat respon cepat kini hanya
dibiarkan menganggur sementara, mulut hanya mampu berkomat-kamit layaknya
sedang bertasbih. Sungguh perpaduan malam yang syahdu.
Penasehat lembaga yang diwakili
oleh bang Dody yang berkesempatan memberi arahan diatas podium kembali tak
bosan mengingatkan cerita sukses FKMBY di masa lalu. Beliau selalu nampak
bersemangat saat bercerita tentang kampung halaman kita BONE. Meski hidup
rantau di pulau Sumatera namun semangat keBoneannya tetapi eksis dalam dirinya.
Bahasanya masih amat fasih berucap lontara, sejarah tentang Bone tetap terniang
dalam benaknya bahkan (mungkin) melebihi teman-teman yang lahir dan besar di
Bone sendiri. Malam yang telah menyentil keilmuan akan daerah yang penuh cerita
sejarah ini. Proud to be BONE.
Kembali, tak ingin melewatkan
rangkaian acara. Hiburan dari teman sanggar seni Arung Palakka telah mengusung
penampilan malam itu dengan tema “gerakan jaringan nusantara”. Teman-teman
mahasiswa keturunan Bone yang hidup di tanah rantau (sabang sampai marauke)
merasa bangga menampilkan kesenian dari asal rantauannya. Sekali lagi, tamu tak
mampu menahan senyum ikhlasnya.
Rasa syukur malam singkat itu di
tutup dengan doa oleh salah satu mahasiswa. KarenaNya kami hadir dan kepadaNya
pulalah kami kembali, yang mempertemukan dan memisahkan, kepadaNya kita tunduk dan
berserah.
YK, 16/1/13
0 komentar: