Jumat, 29 Juni 2012

Malam Jumat Di Wisma Arpal (Yogyakarta)


Ada kue, teh, lantunan ayat alquran, teman2 asrama dan ibu-ibu dekat asrama Arpal. Mereka seakan bercengkrama tiap malam jumat tiba. Sekali sepekan menjadi rutinitas yang tak terasa. Telah kurang dari lima bulan kegiatan ini berlangsung. Ada spirit belajar dan menuntun ilmu. Ada ruang pemisah antara maghrib dan isya. Yang tidak ada, hanya guru dan murid. Mereka menjadi satu dalam usaha berkah Allah. Meski salah satu teman menjadi fasilitatornya, ust. Jusmail ;).  Sungguh saya berharap akan selalu berada di antaranya.
Entah malam ini, kenapa pikiran aku kembali pada beberapa tahun yang lalu sejak masih di Kota Makassar. Di subuh hari, melihat kakek itu berdiri bungkuk, tunduk, dan bersilah di masjid dekat kost. Dia begitu rajin tiap subuh dia menjalankan kewajibannya. Yang ada hanyalah diriku yang sering dilanda malas bersama pemalas-pemalas lainnya. Tidur nyeyak bahkan gigitan nyamuk pun tidak terasa. Terkadang hanya terdengar hentakan kaki jamaah masjid yang lagi olahraga jalan kaki setelah menjalankan sholat. Inilah penyesalan, sungguh.
Malam ini pun aku terkesima melihat tiga ibu-ibu (kalau boleh dibilang nenek-nenek) begitu antusias belajar bersama kami. Bahkan terkadang lebih semangat dari aku. Bahkan mereka lebih sering mengingatkan dari pada teman asrama lainnya. Bahkan diriku pun masih sering lupa jadwal ngaji ini. Mungkin saja Tuhan mengirim aku di sini untuk belajar dari mereka, bukan hanya sekedar belajar ilmu manusia yang sedang saya geluti sekarang. Bahkan mereka lebih fasih dari aku. Aku kelihatan bodoh diantara mereka. Begitu semangat memperbaiki dikala aku salah dalam pengucapan. Tuhan begitu adil mengirim mereka sebagai pengingat hidup ku. Sungguh, masih ada ruang dan waktu untuk belajar. Dan Tuhan akan selalu memfasilitasi kita belajar kalau mata ini masih melek.
Kini, malam jumat di asrama akan selalu ku rindu. Malam dimana aku bisa makan kue buatan “nenek” tetangga asrama. Malam yang menyejukkan tenggorokan dengan makanan dan tehnya. Malam dimana ada lantunan kalam ilahi. Malam yang menambah amunisi iman ku.
Tak sengaja melihat salah satu tulisan teman kamar, Dabb Lana menulis ungkapan “Asrama, bukan Cuma t4 berteduh akan hujan dan panas, tapi t4 untuk berlindung dari hiruk pikuk-suka duka Kota Jogja”. Tulisan ini oleh teman ditulis di belakang pintu kamar. Kalau aku bisa menambahkan setelahnya maka akan ku tulis “…. t4 belajar makna usia hidup”
Ayo-ayo teman-teman asrama Arpal dan warga FKMBY datang ki belajar ngaji bersama setiap malam jumat di wisma Arpal. Mungkin kita akan menambahkan ungkapan dari dab Lana diatas dengan makna pelajaran yang kita dapat.


0 komentar: