Kamis, 11 Oktober 2012

Kecupan Sang ilahi


Sudah 3 hari berturut-turut nongkrongin warung soto ayam pak Jamal, jangan tanya siapa pemiliknya, nama kedai itu sudah menunjukkan sang pemilik, yaa pak Jamal, orangnya jenggot bereyokan agak lembat kombinasi kumis tipis membuat bapak ini mempesona ;), celananya setumit, seyumnya ramah menyambut pelanggan menjadi ciri khasnya, soto ayamnya yang hangat cocok buat orang yang ingusan alias idungnya mampet. Warungnya rame, tidak mengherankan jam 11 am gorengannya sudah habis, pukul 2 pm udah tutup, laris manis. Tempat parkirnya rame motor berjajar rapi, tempatnya pun menjadi salah satu referensi warung soto di jalan damai dan sekelilingnya. 3 hari pun aku melihat bapak ini bersedekah, seperti biasa di hampir setiap warung, pengemis rajin menyodorkan kaleng magicnya, tanpa jurus pak Jamal pun menghampiri, hebat beliau, warungnya rame, sotonya enak, rezkinya berkah. Lain tempat lain jualan, hari ini setelah makan, pengen makan gorengan pisang moleng, singgah di satu2nya penjual gorengan, ternyata dia hebat juga ya, hari ini ludes habis, aku pembeli terakhir, wahh berkah juga jualannya ya, selamat ceng, sungguh besar dzat yang maha pemberi rezeki, sungguh adil Dia telah memberi berkah yang sama pada orang yang berbeda, adil betul Dia ceng. Beginilah Dia mengecup hambanya.
Sudah 3 hari ini juga, idung ini mampet, efeknya sampai ke kepala, tubuh juga kaya’nya dikit lagi bakal rontok, salah tingkah bisa-bisa tugasnya makin numpuk. Inilah sakit yang datang tepat pada waktunya, pas lagi banyaknya, pas jauh dari keluarga, pas istirahatnya mepet. Imazing, inilah cara Tuhan mengecup kekasihnya J, menggoda hatiku. Dua hari tidak mandi, ya rambut dan badan tidak basah dan kena sabun sama sekali, bukan karena ngirit, tapi tubuh lagi alergi takutnya idung aktif keluarin cairan ;)
Aku sungguh sadar bahwa inilah cara Tuhan mencolek hambanya, hamba yang lalai maupun yang rajin, semua kena tanpa pandang bulu, yang berduit maupu kere’, semua dapat jatah. Ada pula yang di tegur2 tapi tidak sadar diri kalau itu adalah sapaan Tuhan, obat pabrikan maupun verbal menjadi senjata ampuh bagi mereka.
Sesuatu yang datangnya dari Tuhan, pasti akan kembali kepadaNya, semua tak bersisa, termasuk sakit ini, titipan Tuhan ini amatlah bijak, sang pengadil memilih aku, di sini dan sekarang. Bukan aku klo tidak sabar, bukan aku klo tidak trima dan bukan aku kalau hanya mengeluh. Sekarang, demikianlah waktu yang tepat bagi Tuhan dan di sini adalah tempat menegur hati yang mudah berbelok, hari ini kita sakit besok nikmatilah, luar biasa ceng !
Ku ucapkan banyak terima kasih kepada Dzat yang memberi dan mencabut, memberi kesempatan untuk menikmati rasa sakit ini dan mencabutnya setelah sadar kemampuan aku tak tersisa lagi. Sungguh kekasih yang sangat pengertian !


0 komentar: